Takdir Sejarah “Rezim Diktator”
Krisis politik yang sedang terjadi di Libya nampaknya akan menambah panjang daftar revolusi yang terjadi di Timur Tengah belakangan ini. Bahkan bukan mustahil negara negara yang saat ini juga tengah bergolak seperti Yaman, Yordania, Syria, Bahrain, Aljazair hingga Maroko akan segera menyusul dua tetangganya yang telah lebih dahulu sukses menggelar kisah revolusi, Tunisia dan Mesir. Badai revolusi Timur Tengah pertama kali bergaung di Tunisia pada akhir tahun 2010 menuntut mundurnya rezim Ben Ali yang telah berkuasa selama 24 tahun, gerakan ‘People Power’ sukses melengserkan sekaligus ‘mengusir’ Ben Ali dari Tunisia. Terinspirasi dari ‘kisah sukses’ revolusi melati Tunisia, Mesir mulai bergejolak di awal tahun 2011, rakyat menuntut Presidennya Husni Mubarak turun dari jabatannya setelah 32 tahun berkuasa, hampir sebulan bertahan dengan demonstrasi besar besaran di lapangan Tahrir Square akhirnya perjuangan rakyat Mesir berbuah manis, Husni Mubarak mengundurkan dirinya sebagai presiden Mesir.
 |
Add caption |
Ada yang menarik dengan serangkain revolusi yang telah, sedang dan mungkin masih akan terus berlangsung di Timur Tengah, terutama kaitannya dengan siklus sejarah, setidaknya ada tiga siklus sejarah yang selalu berulang dalam setiap rezim pemimpin yang tengah dituntut mundur oleh rakyatnya. Pertama seluruh pemimpin yang dituntut oleh rakyatnya untuk mundur semuanya adalah diktator yang telah berkuasa selama puluhan tahun lamanya. Presiden Tunisia Zein el Abidin Ben Ali telah berkuasa sejak 7 Novemer 1987, artinya ia telah berkuasa tak kurang dari 24 tahun, Pemimpin Mesir Husni Mubarak lebih canggih lagi, ia telah memimpin Mesir sejak 1981 menggantikan Anwar Sadat yang tertembak saat iring iringan pasukan militer Mesir, 30 tahun untuk Mubarak. Negeri miskin Yaman memiliki Ali Abidin Saleh yang telah berkuasa sejak 24 Juni 1978, 32 tahun(hinga kini) menguasai Yaman. Kini gelombang revolusi yang sedang melanda Libya pun juga berniat menggusur rezim diktator yang lebih dari empat dasawarsa berkuasa, dilihat dari lamanya berkuasa boleh dibilang Moammar Khaddafi menjadi diktator terbesar yang pernah ada di zaman ini. Khaddafi telah berkuasa di Libya sejak tahun 1969, 41 tahun menjabat sebagai Presiden Libya!
Kedua hampir seluruh diktator di Timur Tengah yang sedang dituntut mundur oleh rakyatnya berlatar belakang militer. Kita mulai dari pemimpin Tunisia, Ben Ali adalah seorang perwira Militer yang berhasil mengkudeta rezim Habib Bourghouiba, Presiden 32 tahun Mesir Husni Mubarak memiliki karier militer yang lebih mengkilap, Mubarak adalah Panglima Angkatan Udara Mesir sebelum dia diangkat oleh Presiden Anwar Sadat sebagai Wakil Presiden. Diktator dari Yaman, Ali Abidin Saleh seorang perwira militer, bahkan ia bergelar Marsekal Udara, sebuah gelar tertinggi dalam hierarki militer di Yaman. ‘Singa Afrika’ dari Libya Moammar Khaddafi juga seorang perwira tinggi militer Libya, ia bahkan sempat menjalani pelatihan militer di Inggris saat rezim Raja Idris berkuasa. Ketiga adalah hampir seluruh penguasa yang telah dan sedang dituntut oleh rakyatnya untuk mundur memperoleh kekuasaanya dari sebuah kudeta, atau paling tidak dari sebuah proses yang tidak wajar. Diktator 24 tahun Tunisia, Zein Abidin Ben Ali menjadi presiden setelah melakukan kup terhadap rezim Presiden Habib Bourghouiba di tahun 1978 dengan penuh kekerasan. Sementara itu Ali Abidin Saleh berkuasa di Yaman setelah berhasil mengkudeta sekaligus membunuh Presiden Ali Ghasmi, Khaddafi juga menempuh cara yang sama, ia menggulingkan Raja Idris melalui kudeta militer yang di jalankan oleh Dewan Revolusi yang dibentuknya. Di Mesir memang tak terjadi kudeta saat Mubarak merangkak naik menjadi presiden, namun tetaplah tak dapat dipungkiri bahwa naiknya Mubarak menjadi presiden melalui sebuah proses transisi politik yang tidak wajar. Terakhir akhirnya penguasa Libya selama 32 tahun akhirnya tumbang di bawah senapan tentara NTC dan pasukan oposisi.
Seandaianya data data diatas ditambahkan dengan catatan sejumlah rezim diktator dictator legendaries yang pernah ada di dunia, seperti Lenin di Soviet, Saddam Husein di Irak atau mungkin Suharto di Indonesia akan semakin sempurna terlihat pola dan siklus sejarahnya. Bahwa para diktator berkuasa lewat sebuah cara cara keji seperti kudeta, pembunuhan dan konspirasi dan juga selalu akan berakhir dengan cara cara yang tragis pula, pilihannya hanya ada dua, diturunkan paksa oleh rakyatnya sendiri atau terbunuh secara misterius. Vilfredo Pareto benar dalam hal ini ketika ia berkata bahwa sebenarnya peristiwa peristiwa yang ada di dunia hanyalah pengulangan dari sebuah siklus sejarah yang sedikit dimodifikasi. Siklus sejarah rezim diktator dunia!
Oleh Mohammad Zaki Arrobi