Rabu, 23 November 2011

Me-Reshuffle Presiden..

Me-Reshuffle Presiden..

oleh Mohammad Zaki Arrobi pada 7 Oktober 2011 jam 21:28
Reshuffle,
Satu kata beragam makna
Gembira bagi para calon menteri baru yang diundang
Namun nestapa bagi pak menteri yang ditendang

Reshuffle,
Bikin ketar ketir elit politik kita
Suhu politik memanas manuver saling berbalas
Satu kata, Kuasa jadi tujuan

Reshuffle,
Pengamat sibuk komentar macam macam
Macam lebih pintar saja dari menteri dan Presidennya
Sementara rakyat sudah jenuh sejatinya.

Reshuffle, sekedar kata milik para elit
Urusan Pak Presiden, Pak Menteri, Pak Ketua Partai, tapi tentu bukan pa tukang becak
Urusan rakyat itu ya besok makan apa dan apa besok makan
Simpel dan tidak berbelit belit macam urusan elit

Ganti ini tendang sana buang sana ambil sini begitu otak atik gathuknya kira kira
Tapi Kalo Presidennya di reshuffle Rakyat aja lebih bagus kayaknya..?
Bukankah yang berdaulat itu rakyat, Bukan Presiden, bukan Ketua DPR apalagi ketua Partai
Teori Demokrasi kan dari rakyat, jika tidak untuk rakyat nanti ya siap siap “direshuffle” Rakyat..

Jumat, 18 November 2011

Antara aku dan Engkau


Antara aku dan Engkau


Tuhan Ampuni aku untuk taubat ini
Tuhan Ampuni aku atas permohonan ini
Ampuni aku atas ‘pengakuan’ ini
Mohon ampuni aku atas penyesalan ini

Sesungguhnya Engkau Maha Rahim dan Rahman
Namun rasanya Kerahiman mu terlalu tinggi bagiku
Namun Rasanya Kerahmananmu terlalu sia sia untukku
Untuk semua dosa dan kehinaan yang ku toreh selama ini

Hambamu ini jika engkau masih berkenan
Hanyalah debu kehidupan yang membuang buang nafas
Hanyalah buih lautan yang tak berarti sedikitpun
Hanyalah titik kecil diantara galaksi kehidupanmu

Namun
Setakberartinya diriku ternyata ENgkau masih memperhatikanku
Setakbergunanya aku Engkau masih berkenan mengurusku
Sehina hinanya diriku Engkau masih memuliakanku

Sungguh, entah apa lagi yang akan aku perbuat dan Engkau perbuat
Kehinaan yang dibalas kemuliaan
Kecongkakan yang dibalas kasih sayang
Kedurhakaan yang dibalas dengan kehormatan

Tuhan Maafkan Aku
Maafkan Aku atas Permohonanku
Maafkan aku atas Penyesalan ku
Maafkan aku atas Pertaubatan ku

Jubah Hitam Keabadian


Jubah Hitam Keabadian


Malam begitu pekat laksana tinta hitam
Hawa dingin Menyergap tulang lemahku
Gesekan dedaunan menciptakan irama malam
Simfoninya menggetarkan jiwaku

Aku Masih terjaga
Diantara jutaan pasang mata yang terlelap
Aku Masih terjaga
Diantara ribuan bunga tidur yang mengimaji

Memandangi bintang gemintang sekejap menghiburku
Namun Memaknai lentera malam itu menggelisahkanku
Tersapu udara iblis membuatku bergetar
Namun mencoba memaknainya membuatku merasa tenang

Entah apa yang kupikirkan
Aku tak dapat berpikir
Karena memang pikiran ku terlalu kalut
Entah apa yang ku rasakan
Aku tak merasa apapun
Karena memang perasaanku tak menentu

Lantas apa yang Kau cari dari Jubah Hitam Alam ini..
Entahlah……………………



Anak Jalanan



Anak Jalanan

Anak jalanan itu sebenarnya ya bukan anak lagi
Sebab terlalu tangguh untuk disebut seorang ‘anak’
Anak jalanan itu ya tidak layak dikasihani lagi
Sebab rasa kasihan rasanya terlalu hina untuk dia

Anak jalanan itu tidak dikasih makan
Sebab mereka sudah kenyang dengan ‘menu’ makian dan hinaan
Anak jalanan tidak butuh rumah lagi
Sebab mereka punya rumah emper sepanjang jalan raya

Anak jalanan itu tidak perlu dipelihara negara
Sebab tanpa dipelihara pun sudah mampu bertahan hidup
Anak jalanan itu tidak perlu disekolahkan
Sebab sekolah kehidupan mereka jauh lebih mencerdaskan

Anak jalanan itu jangan diberi uang
Sebab uang tidak dapat membeli mereka
Anak jalanan tidak perlu disensus
Sebab terlalu naif disebut warga negara

Anak jalanan memang kurang ajar
Sebab mereka tak pernah diajar
Anak jalanan tak pernah meminta dilahirkan
Anak jalanan tak pernah menuntut








 reform.poetry
8.22 PM, 20-04-2011

Bersatelah Kaum Buruh


Bersatelah Kaum Buruh

Bersatelah Kaum Buruh Sedunia
Sebab kaum pemodal itu telalu kuat untuk dilawan
Bersenang senanglah kaum buruh sedunia
Sebab, terlalu sibuk kau selama ini memenuhi perut mereka

Kaum Buruh Sedunia
Turunlah ke jalan jalan, berorasi dan sekali kali anarki
Sebab hanya dengan itu Suaramu akan terdengar mereka
Gedung gedung megah itu nyatanya tuli mendengarmu

Bersatelah kaum buruh
Sebab kaum pemodal itu Sekarang bangsamu sendiri
Tetangga tetanggamu sendiri barangkali saudaramu sendiri juga
Tak akan sampai hati kau melawan mereka

Sebab negara ini masih butuh mereka
Sebab negara ini masih memuja musuh musuhmu
Sebab negara ini masih butuh dollar dollar mereka
Sebab negara ini masih butuh air kencing mereka


reform.poetry
1-05-2011
5.45 AM@ Cilacap

Manusia Setengah

Manusia Setengah
Manusia Setengah Hati
Manusia itu nampak serba tanggung
Dari ujung rambut hingga ujung kaki penuh keraguan
Penampilannya tak bisa dianggap buruk rupa
Namun tak bisa pula dibilang rupawan

Hatinya terbelah menjadi dua
Satu hati  merasa kebahagiaan yang luar biasa
Satu hati merasa kepedihan yang tak terperi
Sungguh, hati yang mendua




Pikiran manusia itu terpecah berkeping keping
Diselimuti kabut antara konservatisme dan liberalisme
Menembus batas batas eksterimisme
Merajalela menghantui komunisme,kapitalisme,bahkan ateisme

Gerakan manusia itu tak sempurna
Nampak selalu setengah setengah, setengah revolusioner setengah evolusioner
Cinta manusia itu penuh ambivalensi
Kadang memuja bak malaikat kadang pula mengutuk bak Iblis

Itulah Manusia setengah,,
Berjalanan menemui Takdirnya dengan segala Keraguan......
Yogyakarta, Ibu Kota Kesusastraan
14 November 2011,
Di ujung pagi yang ‘menangis’

Takdir Sejarah “Rezim Diktator”

Takdir Sejarah “Rezim Diktator


Krisis politik yang sedang terjadi di Libya nampaknya akan menambah panjang daftar revolusi yang terjadi di Timur Tengah belakangan ini. Bahkan bukan mustahil negara negara yang saat ini juga tengah bergolak seperti Yaman, Yordania, Syria, Bahrain, Aljazair hingga Maroko akan segera menyusul dua tetangganya yang telah lebih dahulu sukses menggelar kisah revolusi, Tunisia dan Mesir. Badai revolusi Timur Tengah pertama kali bergaung di Tunisia pada akhir tahun 2010 menuntut mundurnya rezim Ben Ali yang telah berkuasa selama 24 tahun, gerakan ‘People Power’ sukses melengserkan sekaligus ‘mengusir’ Ben Ali dari Tunisia. Terinspirasi dari ‘kisah sukses’ revolusi melati Tunisia, Mesir mulai bergejolak di awal tahun 2011, rakyat menuntut Presidennya Husni Mubarak turun dari jabatannya setelah 32 tahun berkuasa, hampir sebulan bertahan dengan demonstrasi besar besaran di lapangan Tahrir Square akhirnya perjuangan rakyat Mesir berbuah manis, Husni Mubarak mengundurkan dirinya sebagai presiden Mesir. 
Add caption


Ada yang menarik dengan serangkain revolusi yang telah, sedang dan mungkin masih akan terus berlangsung di Timur Tengah, terutama kaitannya dengan siklus sejarah, setidaknya ada tiga siklus sejarah yang selalu berulang dalam setiap rezim pemimpin yang tengah dituntut mundur oleh rakyatnya. Pertama seluruh pemimpin yang dituntut oleh rakyatnya untuk mundur semuanya adalah diktator yang telah berkuasa selama puluhan tahun lamanya. Presiden Tunisia Zein el Abidin Ben Ali telah berkuasa sejak 7 Novemer 1987, artinya ia telah berkuasa tak kurang dari 24 tahun, Pemimpin Mesir Husni Mubarak lebih canggih lagi, ia telah memimpin Mesir sejak 1981 menggantikan Anwar Sadat yang tertembak saat iring iringan pasukan militer Mesir, 30 tahun untuk Mubarak. Negeri miskin Yaman memiliki Ali Abidin Saleh yang telah berkuasa sejak 24 Juni 1978, 32 tahun(hinga kini) menguasai Yaman. Kini gelombang revolusi yang sedang melanda Libya pun juga berniat menggusur rezim diktator yang lebih dari empat dasawarsa berkuasa, dilihat dari lamanya berkuasa boleh dibilang Moammar Khaddafi menjadi diktator terbesar yang pernah ada di zaman ini. Khaddafi telah berkuasa di Libya sejak tahun 1969, 41 tahun menjabat sebagai Presiden Libya!
Kedua hampir seluruh diktator di Timur Tengah yang sedang dituntut mundur oleh rakyatnya berlatar belakang militer. Kita mulai dari pemimpin Tunisia, Ben Ali adalah seorang perwira Militer yang berhasil mengkudeta  rezim Habib Bourghouiba, Presiden 32 tahun Mesir Husni Mubarak memiliki karier militer yang lebih mengkilap, Mubarak adalah Panglima Angkatan Udara Mesir sebelum dia diangkat oleh Presiden Anwar Sadat sebagai Wakil Presiden. Diktator dari Yaman, Ali Abidin Saleh seorang perwira militer, bahkan ia bergelar Marsekal Udara, sebuah gelar tertinggi dalam hierarki militer di Yaman. ‘Singa Afrika’ dari Libya Moammar Khaddafi juga seorang perwira tinggi militer Libya,  ia bahkan sempat menjalani pelatihan militer di Inggris saat rezim Raja Idris berkuasa. Ketiga adalah hampir seluruh penguasa yang telah dan sedang dituntut oleh rakyatnya untuk mundur memperoleh kekuasaanya dari sebuah kudeta, atau paling tidak dari sebuah proses yang tidak wajar. Diktator 24 tahun Tunisia, Zein Abidin Ben Ali menjadi presiden setelah melakukan kup terhadap rezim Presiden Habib Bourghouiba di tahun 1978 dengan penuh kekerasan. Sementara itu Ali Abidin Saleh berkuasa di Yaman setelah berhasil mengkudeta sekaligus membunuh Presiden Ali Ghasmi, Khaddafi juga menempuh cara yang sama, ia menggulingkan Raja Idris melalui kudeta militer yang di jalankan oleh Dewan Revolusi yang dibentuknya. Di Mesir memang tak terjadi kudeta saat Mubarak merangkak naik menjadi presiden, namun tetaplah tak dapat dipungkiri bahwa naiknya Mubarak menjadi presiden melalui sebuah proses transisi politik yang tidak wajar. Terakhir akhirnya penguasa Libya selama 32 tahun akhirnya tumbang di bawah senapan tentara NTC dan pasukan oposisi.
Seandaianya data data diatas ditambahkan dengan catatan sejumlah rezim diktator  dictator legendaries yang pernah ada di dunia, seperti Lenin di Soviet, Saddam Husein di Irak atau mungkin Suharto di Indonesia akan semakin sempurna terlihat  pola dan siklus sejarahnya. Bahwa para diktator berkuasa lewat sebuah cara cara keji seperti kudeta, pembunuhan dan konspirasi dan juga selalu akan berakhir dengan cara cara yang tragis pula, pilihannya hanya ada dua, diturunkan paksa oleh rakyatnya sendiri atau terbunuh secara misterius. Vilfredo Pareto benar dalam hal ini ketika ia berkata bahwa sebenarnya peristiwa peristiwa yang ada di dunia hanyalah pengulangan dari sebuah siklus sejarah yang sedikit dimodifikasi. Siklus sejarah rezim diktator dunia!


Oleh Mohammad Zaki Arrobi